Pencelupan adalah suatu proses
pemberian warna pada bahan tekstil secara merata dan baik, sesuai dengan warna
yang diinginkan. Pencelupan dilakukan dengan memilih zat warna yang sesuai
dengan serat.
Pemilihan zat warna yang sesuai
untuk serat merupakan suatu hal yang penting. Pewarnaan akan memberikan nilai
jual yang lebih tinggi. Efisiensi zat warna sangat penting dimana harga – bahan
kimia cenderung mengalami kenaikan. Selain itu efektifitas kecocokan warna
harus diperhatikan kerena merupakan faktor utama penentu mutu produk tekstil.
Dalam pewarnaan tekstil banyak bahan yang digunakan dalam pencelupannya tetapi salah satunya adalah asam formiat. Dalam artikel kali ini saya akan sedikit membahas tentang asam formiat.
Zat warna yang digunakan dalam
proses pencelupan pada tekstil adalah dengan menggunakan asam formiat.
· Asam formiat sebagai bahan dalam proses pencelupan
Asam formiat
atau asam metanoat yang juga dikenal sebagai asam semut adalah senyawa organik
yang mengandung gugus karboksil (-CO2H) dan merupakan bagian dari senyawa asam
karboksilat. Asam formiat ini pertama kali diperoleh oleh ahli kimia pada abad
pertengahan melalui proses penyulingan semut merah dengan rumus molekul HCOOH.
Asam formiat
adalah salah satu zat yang digunakan sebagai bahan dalam proses pencelupan
warna pada tekstil, karena pada zat ini memiliki banyak fungsi yang berguna
untuk mengatur pH pada proses pemutihan, pencelupan/ pewarnaan. Asam formiat
merupakan asam yang lebih kuat dari asam asetat sehingga menghasilkan produk
yang lebih baik. Keunggulan lain dari zat warna asam formiat adalah warnanya
yang cerah, hal tersebut karena ukuran partikelnya relatif kecil, Karena gugus
pelarut zat warna dibasik lebih banyak gugus pelarutnya, maka kelarutannya
makin tinggi, akibatnya pencelupannya menjadi lebih mudah rata, tetapi tahan
luntur hasil celupan terhadap pencuciannya akan berkurang. Selain itu dibanding
zat warna asam monobasik jumlah maksimum zat warna asam dibasik yang dapty
terserap oleh serat wol atau sutera menjadi lebih kecil, terutama bila suasana
larutan celup kurang begitu asam, karena dalam kondisi seperti itu
tempat-tempat positif pada bahan terbatas. Jadi untuk pencelupan zat warna tua
dalam kondisi tersebut sebaiknya digunakan zat warna asam formiat
· Pencelupan yang sempurna dengan menggunakan asam formiat
Jika
menginginkan hasil pencelupan yang maksimal dalam pewarnaan pada tekstil, maka
di bantu dengan menggunakan zat warna yaitu asam formiat.
Pencelupan
pada umumnya terdiri dari melarutkan atau mendispersikan zat warna dalam air
atau medium lain, kemudian memasukkan bahan tekstil kedalamlarutan tersebut,
sehingga terjadi penyerapan zat warna kedalam serat penyerapan, ini terjadi
karena reaksi eksotermik ( mengeluarkan panas ) dan keseimbangan. Jadi, pada
pencelupan terjadi tiga peristiwa penting yaitu : Melarutkan zat warna dan
mengusahakan agar larutan zat warna bergerak menempel pada bahan peristiwa ini
disebut migrasi.Mendorong larutan zat warna agar dapat terserap, menempel pada
bahan peristiwa ini disebut absorbsi.Penyerapan zat warna dari permukaan bahan
kedalam bahan, peristiwa inidisebut dipusi, kemudian terjadi fiksasi.
Pada tahap ini
diperlukan bantuan luar seperti : menaikan suhu, menambahzat pembantu seperti
garam dapur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar